Select Language

Senin, 19 November 2012

(Tugas Membuat Jurnal) BAB V

BAB V 
KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan

  1. UKM contoh termasuk usaha yang masih relatif kecil dengan tenaga kerja 1 sampai 49 orang atau rata-rata 5 orang. Usia atau lama berdirinya UKM contoh cukup bervariasi yaitu 1 sampai 49 tahun dengan rata-rata 11,05 tahun. Dari segi legalitas, baru 16,4 % yang telah mempunyai badan hukum seperti PT, CV, NV, Firma dan sebagainya selebihnya masih merupakan usaha perorangan, yang mana sebanyak 68,2 % telah memiliki perijinan seperti SIUP, TDI, TDP, dan sebanyak 21,5 % belum memiliki perijinan. Usia pengelola UKM contoh cukup bervariasi pula yaitu dari umur 21 tahun sampai 70 tahun dengan rata-rata 40,05 tahun
  2. UKM contoh memiliki modal usaha cukup bervariasi yaitu dari 3 juta sampai Rp 3 juta sampai Rp 762 juta dengan rata-rata sekitar Rp 300 juta, dengan perkembangan rata-rata 51,40 % per tahun. Adapun jumlah produksinya cukup beragam mulai 713 unit sampai 825.000 unit, dengan rata-rata 337.000 unit, dengan perkembangan rata-rata 35,5 % per tahun.Volume usaha atau omset yang dicapai UKM contoh cukup beragam pula, dari Rp 23 juta sampai hampir Rp 1 milyar, dengan rata-rata Rp254juta setahun, dengan perkembangan 16,13 % per tahun. Dengan demikian kinerja UKM contoh dapat dikatakan cukup prospektif, ditunjukkan dari adanya perkembangan positif dari modal usaha, produksi dan omset nya.

(Tugas Membuat Jurnal) BAB IV


BAB IV
ANALISIS PEMBAHASAN

4.1 Diskripsi Produk Unggulan
Pendeskripsian mengenai berbagai produk unggulan terpilih dilakukan dengan terlebih dahulu melalui proses penggabungan hasil baseline survey economy Bank Indonesia dengan hasil PDRB daerah setempat. Setelah itu, dilakukan konfirmasi terhadap stakeholder daerah, survey terhadap produk unggulan dan penentuan produk unggulan melalui teknik AHP, sehingga diperoleh daftar produk unggulan 5 daerah sampel yang memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Secara umum produk unggulan terpilih pada masing-masing provinsi adalah yang memiliki daya dukung sumber bahan baku lokal, sehingga cukup mudah untuk memperolehnya. Disamping itu, sebagian besar dari produk unggulan sudah berorientasi untuk pasar eksport. Adapun daftar produk unggulan pada daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut :


(Tugas Membuat Jurnal) BAB III

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Kajian
Metode yang digunakan adalah kajian deskriptif, yakni metode kajian yang meneliti suatu keadaan dengan tujuan membuat deskripsi dan gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta di lapangan pengkajian serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1988: 63). Data yang dikumpulkan terdiri atas data sekunder dan data primer. Data primer berasal dari lokasi pengkajian secara langsung, baik yang dilakukan melalui kuesioner, wawancara maupun diskusi. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui survey instansional yang berupa peraturan-peraturan, laporan-laporan dan data tertulis lainnya yang berhubungan dengan pengkajian ini. Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara: survey instansional, melalui kuesioner bagi responden dan diskusi

(Tugas Membuat Jurnal) BAB II

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Pemikiran

Kredit dan perkuatan permodalan dapat diperoleh debitur seperti lembaga keuangan.Lembaga keuangan dapat didefinisikan sebagai perusahaan yang aktivitasnya bergerak dibidang keuangan. Jadi kegiatannya selalu berkaitan dengan bidang keuangan yang meliputi penghimpunan dana, penyaluran dana atau jasa-jasa keuangan lainnya. Lembaga keuangan dapat dibedakan atas dua golongan besar, yaitu : pertama, lembaga keuangan bank dan kedua, lembaga keuangan lainnya. Perkreditan umumnya dapat diperoleh dari lembaga keuangan bank yang memerlukan persyaratan ketat yaitu 5C. Persyaratan ini selalu merupakan kendala besar bagi UKM dalam memperoleh kredit dari bank. Sedangkan perkuatan permodalan bisa diperoleh UKM dari lembaga keuangan lainnya (non-bank) seperti pasar uang, pasar modal, dan lain-lain yang persyaratannya agak lebih lunak jika dibandingkan dengan bank. Perkuatan permodalan ini dimaksudkan untuk memperkuat modal kerja UKM dalam menjalankan roda usahanya. Dengan adanya perkuatan permodalan maka UKM diharapkan akan dapat memperoleh profit dan meningkatkan skala usahanya.  Kredit modal kerja dapat diartikan sebagai kredit yang diberikan bank kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan modal yang habis terpakai dalam satu putaran usaha. Arus modal kerja untuk industri dapat digambarkan sebagai berikut :